Follow Us @soratemplates

Selasa, 12 Mei 2020

Cuplikan The Miracle Morning (Hal Erold) & Bidayatul Hidayah

Mei 12, 2020 0 Comments

(From Blinkist App) Sempat mengalami kecelakaan dan divonis tak bisa berjalan, Erold berhasil membuktikan kesembuhannya dengan membangun rutinitas pagi yang baik. Katanya, orang orang sukses seperti Bill Gates punya kebiasaan bangun pagi dan selesai dengan rutinitasnya sebelum orang-orang umumnya menyeduh kopi pagi hari.

Erold menawarkan 6 kebiasaan pagi yang diperlukan untuk rutinitas pagi yang luar biasa yakni meditasi, afirmasi, visualisasi, olahraga, membaca, dan evaluasi diri. Kesemuanya perlu dilakukan selama 30 hari berturut turut untuk menjadikannya sebuah kebiasaan yang menyenangkan.

Erold juga berbagi tips bagaimana memulai rutinitas pagi yang menakjubkan. Salah satunya dengan prinsip 'How you do anything is how you do everything'. Setiap cara kita melakukan hal sekecil apapun pasti menjadi cara kita melakukan segala sesuatu.

Erold mencontohkan, jika kita memencet 'tunda' alarm pagi kita, kita menunda pekerjaan yang menanti kita. Barangkali kita memang masih bisa melakukan pekerjaan itu di lain hari. Tapi intinya bukan selesainya pekerjaan itu. Bagaimana kita menundanya akan menjadi karakter pribadi kita, yang suka menunda pekerjaan. Lebih besar lagi, bahkan kita menunda setiap mimpi untuk kita gapai.

Erold mengajarkan kita pentingnya optimisme, disiplin, kesehatan pikiran, batin dan fisik untuk membangun hari-hari yang mengesankan. Ia juga menambahkan pentingnya mencari partner untuk membantu memotivasi kita dan menyemangati melakukan 6 kebiasaan menakjubkan ini.

---

Dengerin audiobooksnya ini btw jadi inget sama kitab Bidayatul Hidayah nya Imam Ghozali. Di sana beliau menulis tips rutinitas pagi. Berbeda dengan Erold yang membagi 6 rutinitas, Imam Ghozali membagi rutinitas pagi menjadi 3.Tiga bagian itu yakni : dzikir, doa, dan muhasabah diri. 

Poin pertama dan kedua hampir sama dg meditasi/silence. Poin terakhir sama dg evaluasi diri. Banyak penulis Barat yang mulai menyadari pentingnya meditasi untuk membangun kecerdasan emosional, juga meningkatkan kualitas diri. Hanya saja, bentuk meditasi bagi umat muslim adalah sholat, dzikir, dan doa. 

Muslim membangun ketenangan dirinya dengan mengingat Tuhannya, Allah. Mengingat Tuhan juga berarti proses membangun kesadaran. Kesadaran akan diri sendiri, sebagai makhluk Tuhan yang tidak berdaya dan berharap, tapi disisi lain diberikan Tuhan kekuatan untuk berusaha dan optimis.

Sementara evaluasi diri diperlukan agar kita tak mengulang kesalahan yang sama. Tak jatuh di lubang yang sama. Dan juga melangkah maju pada tujuan dan mimpi-mimpi kita. 

Imam Ghozali tak memasukkan membaca dalam rutinitas pagi, namun memasukkannya sebagai alternatif utama mengisi waktu luang. Kiranya ada hikmah atau pelajaran lain yang bisa diambil.

Wallahu a'lam

Kamis, 20 Desember 2018

Senyum Manis Wali Sanga : Meresapi teladan dan kronologis Walisongo

Desember 20, 2018 0 Comments
Mendengar kata Wali Sanga tentu tak asing di kalangan masyarakat Indonesia terutama umat muslim. Dikenal sebagai tokoh pilar persebaran agama Islam di Indonesia, sekilas tentu menarik didengarkan. Tapi dengan kondisi masyarakat yang semakin berkembang, masihkah detail kronologis sejarah dan teladan beliau kita ingat?

Kiranya ini lah yang sedang berusaha dijawab oleh Wawan Susetya melalui karyanya berjudul Senyum Manis Wali Sanga. Novel setebal 405 halaman ini berhasil membungkus sejarah sekaligus nilai moral Wali Sanga dengan alur yang menarik, begitu berbeda dengan yang kita rasakan ketika sekedar membaca buku sejarah.

"Terlepas adanya karamah (keistimewaan atau kelebihan yang diberikan Allah kepada para wali-Nya) Wali Sanga, yang patut dijadikan teladan adalah kesungguhan dan ketulusan mereka dalam menggiring rakyat kecil agar mau hijrah dari kegelapan menuju cahaya terang benderang Islam," tutur Wawan.

Benar saja, dalam setiap bagian kronologisnya, nilai-nilai Islam yang diterapkan dalam perilaku Wali Sanga mengalir dengan indah sehingga mudah untuk diresapi. 

Meskipun buku ini tidak membahas jauh sejarah 'keorganisasian' maupun pergantian anggota Wali Sanga, karya Wawan ini cukup asik dibaca dan menjadi awal pengenalan sejarah dan teladan Walisongo. Sehingga para tokoh Walisongo di dalamnya bisa lebih dirasakan 'hidup'.

Saat ini buku berjudul "Senyum Manis Wali Sanga" tidak dicetak, namun pada umumnya bisa didapatkan di bazar buku Diva Press.

(isk)

Selasa, 09 Agustus 2016

ANGKOT

Agustus 09, 2016 0 Comments

Ini adalah salah satu hal yang cukup kuat terngiang di pikiran . Sejak kecil, naik angkot menuju sekolah sudah hampir setiap hari apalagi SD dan SMP jarak rumah-sekolah lebih dari 5kilometer dan melewati berada di kabupaten lain. Mulai jaman angkot bernama bison, sampai kemudian berevolusi menjadi Elf dan pindah ke kota Malang justru menjadi (entah namanya apa) semacam cherry. Naik kendaraan dengan Elf sangat asik apalagi dekat jendela dan kena angin. Perasaan yang agak jleb ketika pindah ke kota Malang. Biasanya naik angkot yang luas duduknya nyaman dan banyak angin, berubah jadi angkot ukuran mini yang berdesakan dan duduknya agak mendekati jongkok dan ongkosnya jauh dekat 4.000 bro. Padahal dulu saat di kabupaten Pasuruan jauh-dekat hitungannya beda dan selalu ada kernet yang menghitungnya. Salah satu hal ini membuatku sebel dengan angkot. Sementara saat itu belum bisa naik sepeda motor dan kota Malang punya beberapa tempat yang kelihatannya asik untuk dikunjungi. Nah logika ini kalau di ekonomikan tentu membuat orang (terutama yang suka travelling) pikir-pikir lagi mau ke tempat wisata bahkan untuk naik angkot. Lalu aku berusaha untuk berprasangka baik, barangkali pemerintah sengaja demikian supaya dengan biaya jarak dekat yang mahal mereka akan memilih jalan kaki. Tapi menurutku setelah dipikir lagi, hal itu juga ndak tepat. Kenapa? Sekarang kredit motor sangat-sangat dipermudah. Dan tentu orang akan lebih memilih yang nyaman, dan naik motor adalah pilihan yang lebih nyaman untuk penduduk kota Malang saat ini. Hal ini perlu dirinci lagi :

Pertama, nggak ada yang suka kena papar terik matahari yang panas + polusi. Kota Malang, kebanyakan sudut tepi jalannya itu a) tidak punya trotoar yang rata dan cukup lebar, sementara sisi tepi jalan raya itu kumpulan kerikil (mayoritas), dan tanah yang tidak rata. Kaki mana yang nyaman dibuat jalan jauh kalau tidak rata.. Tentu ini berarti demi kenyamanan kaki (yang tentu dirasakan saraf tubuh) seorang pejalan kaki akan agak menepi ke aspal jalan raya yang lebih rata (jika tidak ada trotoar) dan sebagian besar tepian tersebut tidak ternaungi sinar matahari. Otomatis terik matahari langsung menyentuh ubun-ubun, yang pelan-pelan hangat dan mudah membuat gerah. Situasi ini tentu tidak lebih nyaman dibandingkan dengan pengendara sepeda motor yang lebih cepat bergerak sehingga meskipun panas, angin segar masih mereka dapatkan. Maka orang yang berjalan kaki di kota Malang ini kebanyakan adanya hanya dengan beberapa kriteria: di pagi hari, tempat yang tidak terjangkau angkot dan tidak bisa naik motor /tidak ada kendaraan/tidak ada ongkos, dan orang tua yang sudah terbiasa terik matahari. Kesimpulannya yang terbiasa jalan kaki akhirnya hanya sejumlah kecil dari penduduk kota Malang. Tidak heran jika nantinya yang tidak menambah polusi kendaraan pribadi hanya segelintir orang. 

Kedua, naik motor lebih efisien dari pada naik angkot terutama masalah waktu. Ketika punya motor, kapanpun ingin berangkat pasti penghitungan waktu berangkat bisa langsung saat itu pula. Beda halnya ketika kita mengandalkan angkot. Angkot di kota Malang tidak terjadwal, kita harus menunggu dulu di jalur trayek yang sesuai dan menunggu itu untuk waktu yang tidak pasti berapa menit. Tentu ini membuatng waktu. Masih bisa dimaklumi jika hanya 5 menit, tapi jika jalur trayek yang sangat jarang angkutan seperti joyogrand, dan jalur JDM/GML misalnya, selamat menunggu sampai bosan dan perbanyak berdoa semoga Tuhan memberi taufik pada pak sopir untuk tidak nge-tem terlalu lama di tempat lain. Bisa-bisa waktu untuk menunggu angkot semacam JDM sampai setengah jam lebih. Belum jalannya dengan kecepatan 10km/jam karena pak sopir mencari penumpang (jalur itu memang jarang penumpang kecuali masuk/pulang sekolah) ini akan semakin membuat Anda mantap dan haqqul yaqin untuk bersumpah naik sepeda motor kalau bisa atau lebih baik naik ojek. (hehehe)

Ketiga, naik motor lebih nyaman fasilitasnya dibanding naik angkot. Nyaman yang saya maksud di sini meliputi kenyamanan duduk dan kenyamanan udara. Angkotan kota Malang yang berbentuk carry, bagi saya tidaklah nyaman duduknya bagi orang dewasa, sebab tinggi tempat duduk dan lebar angkot bisa dikatakan mini. Ketika masuk dalam angkot, harus merunduk, lalu ... [bersambung]